
SERGAI - Sebuah pesan beredar di grup WhatsApp Media Mitra Humas Polres Sergai yang menyebutkan bahwa seluruh wartawan yang bermitra dengan Polres Sergai diwajibkan mengikuti tes urine.
Pesan tersebut sempat menghebohkan kalangan jurnalis lokal dan memunculkan berbagai spekulasi. Namun, pihak Kepolisian Resor Polres Sergai akhirnya buka suara untuk meluruskan informasi tersebut.
Pejabat Sementara Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Ps.Kasi Humas) Polres Sergai, Iptu Zulfan Ahmadi, SH, MH, memberikan klarifikasi resmi bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak berasal dari institusi kepolisian, khususnya Humas Polres Sergai.
“Itu tidak benar. Informasi tersebut hanya merupakan usulan spontan dari salah satu rekan wartawan di dalam grup WhatsApp media mitra humas Polres Sergai. Bukan instruksi dari kami selaku Humas,” tegas Iptu Zulfan saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (19/4/2025).
Zulfan menjelaskan, usulan tersebut awalnya muncul dalam konteks obrolan santai antara mitra wartawan di grup. Namun sayangnya, candaan tersebut justru ditanggapi serius oleh beberapa pihak dan bahkan sempat diangkat menjadi berita oleh salah satu media tanpa melakukan klarifikasi lebih lanjut.
“Itu hanya gurauan. Tapi rupanya ada rekan media yang membaca sepintas dan langsung menafsirkan bahwa itu kebijakan resmi dari Polres Sergai. Padahal sama sekali tidak ada arahan seperti itu,” imbuhnya.
Pihak Humas Polres Sergai pun mengaku terkejut dengan beredarnya pemberitaan yang menyebut institusinya mewajibkan tes urine bagi wartawan.
Menurut Zulfan, jika memang ada keinginan dari para jurnalis untuk menjalani tes urine sebagai bentuk komitmen bersama dalam memberantas narkoba, hal tersebut harus dibahas secara resmi dan melalui mekanisme yang berlaku.
“Kalau memang teman-teman wartawan ingin melakukan tes urine, tentu itu harus dibicarakan dulu dan disampaikan kepada pimpinan. Kami tidak bisa serta-merta memutuskan hal seperti itu,” tuturnya.
Isu ini menjadi perbincangan hangat di kalangan jurnalis dan publik karena menyangkut integritas profesi wartawan yang kerap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan isu sosial, termasuk pemberantasan narkoba.
Namun di sisi lain, munculnya informasi yang belum terverifikasi ini juga menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya cek dan ricek sebelum menyebarkan atau mempublikasikan sebuah kabar.
“Kami berharap rekan-rekan media juga dapat menjaga komunikasi yang baik dan profesional, terutama dalam hal informasi yang sensitif. Jangan sampai candaan di grup justru menjadi pemicu kesalahpahaman,” tutup Zulfan.
(ALFI)