Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Ir.H.Akhyar Nasution,M.Si diwakili Sekda Kota Medan, Ir.Wiriya Alrahman,MM mendengarkan pidato Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam rangka Penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN tahun 2021, di Gedung DPRD Medan, Jumat (14/8). Selain Sekda turut juga menyaksikan Penyampaian RUU tentang APBN tahun 2021 ini Ketua DPRD Medan Hasyim,SE, Wakil Ketua dan anggota DPRD Medan, pimpinan OPD dan unsur muspida Kota Medan.
Presiden Joko Widodo dalam penyampaian pidatonya mengingatkan agar tidak lengah, sebab tantangan ekonomi ke depan semakin berat dan semakin kompleks. Dikatakannya lagi ekonomi dunia sedang mengalami ketidakpastian, beberapa emerging market sedang mengalami krisis, dan beberapa negara sedang mengalami pertumbuhan negatif.
“Kita juga menghadapi tantangan perang dagang. Depresiasi nilai mata uang beberapa negara seperti yuan-Tiongkok dan peso- Argentina, membuat kita harus waspada. Saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi kita harus mampu tumbuh. Situasi krisis harus kita jadikan peluang, kita harus jeli dalam memanfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia Maju,” kata Joko Widodo.
Lebih lanjut lagi Joko Widodo mengungkapkan, di tahun 2020, Pemerintah menyusun asumsi ekonomi makro sebagai berikut. Pertama, pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Kedua, di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat.
“Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi. Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berada di tingkat 5,4 persen,” jelasnya. Ketiga imbuhnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar 65 dollar Amerika Serikat per barrel. Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, Pemerintah juga terus memantau pergerakan harga minyak dan komoditi global. Dan yang terakhir, ungkapnya, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi. Target lifting minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan masing-masing sebesar 734.000 barrel dan 1,19 juta barrel setara minyak per hari.
”Seluruh gambaran perkiraan indikator ekonomi makro di atas menjadi dasar dalam penyusunan RAPBN tahun 2020,” terangnya. Usai mengikuti dan mendengarkan Pidato Presiden, Sekda Kota Medan, Ir.Wiriya Alrahman,MM mengakui tantangan yang dihadapi ke depan cukup berat seperti yang disampaikan Presiden, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih menerpa Indonesia, termasuk Kota Medan.
“Walaupun tantangan sangat berat, kita harus tetap optimis, apalagi jika vaksin Covid-19 segera ditemukan dan digunakan sehingga pandemik Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian, perekonomian bisa bangkit kembali dan kita dapat melaksanakan pembangunan dengan cepat sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan juga akan tumbuh dengan pesat,” harap Sekda.
Presiden Joko Widodo dalam penyampaian pidatonya mengingatkan agar tidak lengah, sebab tantangan ekonomi ke depan semakin berat dan semakin kompleks. Dikatakannya lagi ekonomi dunia sedang mengalami ketidakpastian, beberapa emerging market sedang mengalami krisis, dan beberapa negara sedang mengalami pertumbuhan negatif.
“Kita juga menghadapi tantangan perang dagang. Depresiasi nilai mata uang beberapa negara seperti yuan-Tiongkok dan peso- Argentina, membuat kita harus waspada. Saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi kita harus mampu tumbuh. Situasi krisis harus kita jadikan peluang, kita harus jeli dalam memanfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia Maju,” kata Joko Widodo.
Lebih lanjut lagi Joko Widodo mengungkapkan, di tahun 2020, Pemerintah menyusun asumsi ekonomi makro sebagai berikut. Pertama, pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Kedua, di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat.
“Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi. Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berada di tingkat 5,4 persen,” jelasnya. Ketiga imbuhnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar 65 dollar Amerika Serikat per barrel. Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, Pemerintah juga terus memantau pergerakan harga minyak dan komoditi global. Dan yang terakhir, ungkapnya, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi. Target lifting minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan masing-masing sebesar 734.000 barrel dan 1,19 juta barrel setara minyak per hari.
”Seluruh gambaran perkiraan indikator ekonomi makro di atas menjadi dasar dalam penyusunan RAPBN tahun 2020,” terangnya. Usai mengikuti dan mendengarkan Pidato Presiden, Sekda Kota Medan, Ir.Wiriya Alrahman,MM mengakui tantangan yang dihadapi ke depan cukup berat seperti yang disampaikan Presiden, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih menerpa Indonesia, termasuk Kota Medan.
“Walaupun tantangan sangat berat, kita harus tetap optimis, apalagi jika vaksin Covid-19 segera ditemukan dan digunakan sehingga pandemik Covid-19 segera berakhir. Dengan demikian, perekonomian bisa bangkit kembali dan kita dapat melaksanakan pembangunan dengan cepat sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan juga akan tumbuh dengan pesat,” harap Sekda.