Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriono, mengaku pihaknya tidak dapat melakukan promosi kepariwisataan di dalam dan luar negeri, dikarenakan adanya kebijakan efisiensi anggaran.
“Saat ini kebijakan pengetatan untuk keluar kota dan keluar negeri, sehingga ada beberapa kegiatan kami berupa promosi pariwisata yang tidak bisa dijalankan,” kata Agus Suriono, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Kota Medan, Selasa (3/2/2019) yang dipimpin Wakil Ketua Abdul Rahman Nasution.
Terkait hal itu, Abdul Rahman Nasution, mendorong Dinas Pariwisata Kota Medan untuk lebih kreatif, terutama di dalam melahirkan program atau kegiatan yang dapat menghasilkan PAD. “Saya pikir itu dulu, bagaimana Dinas Pariwisata kreatif, kegiatan apa yang muncul disana yang bisa jadi PAD. Saya lihat kegiatan-kegiatannya cenderung standar tak ada kaitan dalam menambah PAD,” kata Abdul Rahman.
Sedangkan, Irwansyah, mengingatkan akan semangat menjadikan pariwisata sebagai leading sector ekonomi bangsa, spirit menjadikan Indonesia menjadi negara yang terbaik.
Dalam program tahun 2019 ini, Dinas Pariwisata memiliki berbagai program, yang terdiri atas pengembangan destinasi kepariwsataan yang terdiri dari perawatan sapta pesona, Medan heritage fun bike, industry dan destinasi pariwsiata, medan berbasis digital sebagai destinasi dengan jumlah atau alokasi pada program ini mencapai Rp1,06 miliar, baru terealsasi Rp91 juta atau 8,7 persen.
Sedangkan, secara keseluruhan alokasi di Dinas Pariwisata Kota Medan dari program dan kegiatan berjumlah Rp31,1 miliar, baru terealisasi Rp16,8 miliar atau 53, 90 persen.
“Saat ini kebijakan pengetatan untuk keluar kota dan keluar negeri, sehingga ada beberapa kegiatan kami berupa promosi pariwisata yang tidak bisa dijalankan,” kata Agus Suriono, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Kota Medan, Selasa (3/2/2019) yang dipimpin Wakil Ketua Abdul Rahman Nasution.
Terkait hal itu, Abdul Rahman Nasution, mendorong Dinas Pariwisata Kota Medan untuk lebih kreatif, terutama di dalam melahirkan program atau kegiatan yang dapat menghasilkan PAD. “Saya pikir itu dulu, bagaimana Dinas Pariwisata kreatif, kegiatan apa yang muncul disana yang bisa jadi PAD. Saya lihat kegiatan-kegiatannya cenderung standar tak ada kaitan dalam menambah PAD,” kata Abdul Rahman.
Sedangkan, Irwansyah, mengingatkan akan semangat menjadikan pariwisata sebagai leading sector ekonomi bangsa, spirit menjadikan Indonesia menjadi negara yang terbaik.
Dalam program tahun 2019 ini, Dinas Pariwisata memiliki berbagai program, yang terdiri atas pengembangan destinasi kepariwsataan yang terdiri dari perawatan sapta pesona, Medan heritage fun bike, industry dan destinasi pariwsiata, medan berbasis digital sebagai destinasi dengan jumlah atau alokasi pada program ini mencapai Rp1,06 miliar, baru terealsasi Rp91 juta atau 8,7 persen.
Sedangkan, secara keseluruhan alokasi di Dinas Pariwisata Kota Medan dari program dan kegiatan berjumlah Rp31,1 miliar, baru terealisasi Rp16,8 miliar atau 53, 90 persen.