“Mamak nggak minta apa-apa sama kau Yar, jangan kau korupsi. Itu saja.” Pesan dari sang ibu inilah yang selalu dipegang Plt Wali Kota Medan, Ir. H. Akhyar Nasution M.Si. Akhyar mengungkapkan hal ini dalam sebuah talkshow di Radio Trijaya Medan, Jumat (28/2) pagi, menanggapi komentar pendengar yang menginginkan dirinya agar tidak korupsi. Akhyar menyampaikan, pesan “Jangan Korupsi” ini merupakakan permintaan ibunya. Setiap berjumpa ibunya selalu mengingatkannya agar tidak terjebak dalam tindakan korupsi. Sebagai anak, tentu dia harus mematuhinya.
“Saya sebagai pribadi, syukur alhamdulillah, Emak saya masih ada, masih hidup. Setiap jumpa hanya itu saja ingatan Emak saya. Mamak, nggak minta apa-apa sama kau Yar. Jangan korupsi. Itu aja,” papar Akhyar. Dalam taklshow yang dipandu Dolbarbarosa itu, Akhyar secara gamblang menjelaskan tentang gerakan “Yuk Bikin Cantik Medan”. Dia menyebutkan Pemko Medan sebagai motor penggerak utama gerakan program ini tidak bisa bekerja sendiri. Semua pemangku kepentingan, termasuk seluruh warga, berperan besar menyukseskan program ini. Akhyar mengatakan, gerakan ini hasil diskusi dia dengan anak-anak milenial Medan tentang perkembangan kota. Dari diskusi inilah lahir keinginan bersama untuk membuat kota ini cantik.
Hal lain yang memperkuat tekad membuat Medan cantik adalah pengalaman Akhyar saat blusukan ke Kelurahan Anggrung. Di sana dia menyaksikan Kampung Swafoto (selfi) yang indah. Di tempat itu Akhyar berdialog dengan warga. Dari informasi warga dia mendapat informasi, bahwa sebelumnya tempat tersebut kumuh dan sering menjadi lokasi transaksi narkoba. Sejak dipercantik, banyak orang datang dan berswafoto. Sejak itu pula tak ada lagi orang berani bertransaksi narkoba di lokasi itu.
“Ini berarti, ada multi efek dari Kampung Swafoto itu. Bukan sekadar membuat daerah yang kumuh menjadi cantik, tapi juga memberi manfaat mempersempit ruang gerak terjadinya kejahatan,” ungkap Akhyar, seraya menambahkan, semangat inilah yang terus dikembangkan. Akhyar menerangkan, cantik itu idaman semua orang. Sebelum cantik harus bersih dulu, sebelum cantik harus rapi, sebelum cantik harus tertib. “Cantik itu akumulasi dari semuanya. Bukan make up, bukan sesaat”. Bagaimana cara mewujudkannya? Akhyar menjelaskan, Pemko Medan sebagai penggerak utama harus bisa menjadi teladan yang bisa menggerakkan kesadaran hidup bersih.
“Misalnya, dengan membuat taman yang cantik tempat-tempat warga sering membuang sampah atau tempat pembuangan sampah liar. Lurah maupun kepling berinsiatif untuk memperindah lokasi itu, setelah itu ternyata masyarakat jadi malu dan segan membuang sampah di situ lagi,” paparnya. Selain itu, Akhyar juga menyampaikan, saat ini seluruh aparatur di Pemko Medan tidak lagi menggunakan tempat minum sekali pakai. Ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik.
“Karena saat kita bersihkan parit-parit kita, lebih lima puluh persen sampahnya adalah botol-botol plastik minuman yang sekali pakai,” ucapnya. Selain itu, Pemko Medan juga telah sudah melakukan gerakan ke SD dan SMP se-Kota Medan untuk menanamkan karakter dan budaya bersih di diri siswa, termasuk agar tidak menambah sampah plastik dengan menggunakan tempat minuman sekali pakai.
“Anak-anak ini kan juga memproduksi sampah, namun mereka lebih gampang untuk dibentuk. Dan selanjutnya diharapkan mereka juga akan menyentuh kesadaran orang lain,” sebut Akhyar. Pada bagian akhir talkshow yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, Akhyar mengatakan sesungguhnya saat ini tidak lagi diperlukan berteori atau laga ilmu dalam mewujudkan Medan bersih. Yang terpenting adalah bekerja. Dan hal sederhanya yang dapat dilakukan warga adalah membuat bersih dan cantik lingkungan terdekatnya masing-masing. Hal lain yang dapat dilakukan warga adalah tidak membuang sampah sembarangan dan mewadahi sampahnya masing-masing.
“Saya sebagai pribadi, syukur alhamdulillah, Emak saya masih ada, masih hidup. Setiap jumpa hanya itu saja ingatan Emak saya. Mamak, nggak minta apa-apa sama kau Yar. Jangan korupsi. Itu aja,” papar Akhyar. Dalam taklshow yang dipandu Dolbarbarosa itu, Akhyar secara gamblang menjelaskan tentang gerakan “Yuk Bikin Cantik Medan”. Dia menyebutkan Pemko Medan sebagai motor penggerak utama gerakan program ini tidak bisa bekerja sendiri. Semua pemangku kepentingan, termasuk seluruh warga, berperan besar menyukseskan program ini. Akhyar mengatakan, gerakan ini hasil diskusi dia dengan anak-anak milenial Medan tentang perkembangan kota. Dari diskusi inilah lahir keinginan bersama untuk membuat kota ini cantik.
Hal lain yang memperkuat tekad membuat Medan cantik adalah pengalaman Akhyar saat blusukan ke Kelurahan Anggrung. Di sana dia menyaksikan Kampung Swafoto (selfi) yang indah. Di tempat itu Akhyar berdialog dengan warga. Dari informasi warga dia mendapat informasi, bahwa sebelumnya tempat tersebut kumuh dan sering menjadi lokasi transaksi narkoba. Sejak dipercantik, banyak orang datang dan berswafoto. Sejak itu pula tak ada lagi orang berani bertransaksi narkoba di lokasi itu.
“Ini berarti, ada multi efek dari Kampung Swafoto itu. Bukan sekadar membuat daerah yang kumuh menjadi cantik, tapi juga memberi manfaat mempersempit ruang gerak terjadinya kejahatan,” ungkap Akhyar, seraya menambahkan, semangat inilah yang terus dikembangkan. Akhyar menerangkan, cantik itu idaman semua orang. Sebelum cantik harus bersih dulu, sebelum cantik harus rapi, sebelum cantik harus tertib. “Cantik itu akumulasi dari semuanya. Bukan make up, bukan sesaat”. Bagaimana cara mewujudkannya? Akhyar menjelaskan, Pemko Medan sebagai penggerak utama harus bisa menjadi teladan yang bisa menggerakkan kesadaran hidup bersih.
“Misalnya, dengan membuat taman yang cantik tempat-tempat warga sering membuang sampah atau tempat pembuangan sampah liar. Lurah maupun kepling berinsiatif untuk memperindah lokasi itu, setelah itu ternyata masyarakat jadi malu dan segan membuang sampah di situ lagi,” paparnya. Selain itu, Akhyar juga menyampaikan, saat ini seluruh aparatur di Pemko Medan tidak lagi menggunakan tempat minum sekali pakai. Ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik.
“Karena saat kita bersihkan parit-parit kita, lebih lima puluh persen sampahnya adalah botol-botol plastik minuman yang sekali pakai,” ucapnya. Selain itu, Pemko Medan juga telah sudah melakukan gerakan ke SD dan SMP se-Kota Medan untuk menanamkan karakter dan budaya bersih di diri siswa, termasuk agar tidak menambah sampah plastik dengan menggunakan tempat minuman sekali pakai.
“Anak-anak ini kan juga memproduksi sampah, namun mereka lebih gampang untuk dibentuk. Dan selanjutnya diharapkan mereka juga akan menyentuh kesadaran orang lain,” sebut Akhyar. Pada bagian akhir talkshow yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, Akhyar mengatakan sesungguhnya saat ini tidak lagi diperlukan berteori atau laga ilmu dalam mewujudkan Medan bersih. Yang terpenting adalah bekerja. Dan hal sederhanya yang dapat dilakukan warga adalah membuat bersih dan cantik lingkungan terdekatnya masing-masing. Hal lain yang dapat dilakukan warga adalah tidak membuang sampah sembarangan dan mewadahi sampahnya masing-masing.