Densus 88 Anti teror Mabes Polri bersama tim Gegana Brimob Poldasu dan jajaran Polres Pelabuhan Belawan, dan Polresta Medan musnahkan bom rakitan hasil sitaan terduga teroris. Pemusnahan Bom rakitan berbentuk pipa dan kaleng itu berlangsung di atas lahan PTPN II Jalan Sei Bedera pasar III Dusun XX Desa Kelumpang Kebon Kecamatan Hamparanperak Kabupaten Deliserdang. Senin (18/11).
Pemusnahan bom rakitan milik jaringan terduga bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan ditemukan disalah satu rumah di Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan.
Pemusnahan bom rakitan tersebut dipantau petugas dalam jarak sekitar 500 meter. Sementara bahan kimia berbentuk serbuk pupuk, potasium dan belerang dibakar.
Kapoldasu Irjen Pol Agus Adrianto didampingi Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan, SH.MH serta jajaran personil Poldasu lainnya saksikan pemusnahan rakitan bom yang mengundang perhatian warga tersebut.
"Yang kita musnahkan ada dua barang bukti. Yakni dua bom aktif dan satu lagi bahan-bahan peledak." Kata Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto.
Dua bom tersebut lanjut Kapoldasu, merupakan hasil penggeladahan Densus 88 Anti teror di rumah Yanto, yang diduga sebagai salahsatu rekan pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan. Dua bom rakitan itu adalah bom pipa dan satu lainnya dirakit dengan kaleng cat.
Sempat dibuang oleh jaringan pelaku ke sungai, tapi berhasil ditemukan petugas kemarin. Jelas Kapoldasu.
Dua bom yang musnahkan itu sudah lengkap dan siap diledakkan. Pelaku perakit bom itu adalah Yanto yang juga di rumahnya ditemukan bahan-bahan peledak dan kita musnahkan.
Masih ada barang bukti lain yang diamankan petugas, seperti panah beracun, senjata api rakitan dan beberapa pipa berisi bahan kimia yang kedua ujungnya telah dicor dengan semen. Petugas masih belum memusnahkan pipa-pipa itu karena masih dalam tahap pemeriksaan oleh petugas labfor. jelas Agus Andrianto.
Kapoldasu juga jelaskan perkembangan terbaru terkait bom bunuh diri di Medan. "Perkembangan terbaru terkait jaringan ini (Jaringan bom bunuh diri-red) masuk dalam ISIS. 3 orang tersangka berhasil diamankan dari daerah Belawan pada Senin siang. Ketiga orang yang diamankan itu yakni C yang bertugas sebagai bendahara jaringan ini, serta B dan HI yang diduga sebagai perakit bom.
Untuk C sendiri diamankan setelah diserahkan kepala lingkungan setempat kepada polisi. Kemudian B dan HI merupakan dua orang yang sempat janjian ketemu dengan tiga pelaku yang kemarin melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak dengan petugas sehingga satu petugas terluka dan dua pelaku tewas. B dan HI ini memiliki kemampuan merakit bom. Jelas Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto.
Penangkapan 3 tersangka di Belawan itu menambah angka jaringan terkait bom bunuh diri di Medan. Jumlah jaringan yang berhasil diamankan Polisi sebanyak 26 orang. 5 diantaranya wanita yang saat ini diamankan di Mako Brimob Poldasu, sedangkan lainnya diamankan di ruang tahanan Polda Sumut.
"Saat diinterogasi, sebagian besar dari para tersangka itu tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kata mereka tidak hafal Pancasila, dan ditanya cinta Indonesia, mereka diam aja". Ucap Kapolda Sumut.
Kelompok ini cukup profesional, masing-masing mereka punya peran berbeda. Mulai dari perekrut, perakit bom, bendahara dan eksekutor. Guru spiritual pelaku, yang juga sudah diamankan diduga kuat sebagai perekrut. Mereka kemudian diduga dipaparkan paham radikal melalui pengajian-pengajian eksklusif dan tertutup. Beberapa dari mereka juga terdeteksi mengunjungi dan berkomunikasi dengan narapidana teroris (napiter) yang mendekam di lapas-lapas di Sumut. Ternyata jaringan mereka cukup besar. Kata Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto mengakhiri penjelasannya
Pemusnahan bom rakitan milik jaringan terduga bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan ditemukan disalah satu rumah di Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan.
Pemusnahan bom rakitan tersebut dipantau petugas dalam jarak sekitar 500 meter. Sementara bahan kimia berbentuk serbuk pupuk, potasium dan belerang dibakar.
Kapoldasu Irjen Pol Agus Adrianto didampingi Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Ikhwan, SH.MH serta jajaran personil Poldasu lainnya saksikan pemusnahan rakitan bom yang mengundang perhatian warga tersebut.
"Yang kita musnahkan ada dua barang bukti. Yakni dua bom aktif dan satu lagi bahan-bahan peledak." Kata Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto.
Dua bom tersebut lanjut Kapoldasu, merupakan hasil penggeladahan Densus 88 Anti teror di rumah Yanto, yang diduga sebagai salahsatu rekan pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan. Dua bom rakitan itu adalah bom pipa dan satu lainnya dirakit dengan kaleng cat.
Sempat dibuang oleh jaringan pelaku ke sungai, tapi berhasil ditemukan petugas kemarin. Jelas Kapoldasu.
Dua bom yang musnahkan itu sudah lengkap dan siap diledakkan. Pelaku perakit bom itu adalah Yanto yang juga di rumahnya ditemukan bahan-bahan peledak dan kita musnahkan.
Masih ada barang bukti lain yang diamankan petugas, seperti panah beracun, senjata api rakitan dan beberapa pipa berisi bahan kimia yang kedua ujungnya telah dicor dengan semen. Petugas masih belum memusnahkan pipa-pipa itu karena masih dalam tahap pemeriksaan oleh petugas labfor. jelas Agus Andrianto.
Kapoldasu juga jelaskan perkembangan terbaru terkait bom bunuh diri di Medan. "Perkembangan terbaru terkait jaringan ini (Jaringan bom bunuh diri-red) masuk dalam ISIS. 3 orang tersangka berhasil diamankan dari daerah Belawan pada Senin siang. Ketiga orang yang diamankan itu yakni C yang bertugas sebagai bendahara jaringan ini, serta B dan HI yang diduga sebagai perakit bom.
Untuk C sendiri diamankan setelah diserahkan kepala lingkungan setempat kepada polisi. Kemudian B dan HI merupakan dua orang yang sempat janjian ketemu dengan tiga pelaku yang kemarin melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak dengan petugas sehingga satu petugas terluka dan dua pelaku tewas. B dan HI ini memiliki kemampuan merakit bom. Jelas Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto.
Penangkapan 3 tersangka di Belawan itu menambah angka jaringan terkait bom bunuh diri di Medan. Jumlah jaringan yang berhasil diamankan Polisi sebanyak 26 orang. 5 diantaranya wanita yang saat ini diamankan di Mako Brimob Poldasu, sedangkan lainnya diamankan di ruang tahanan Polda Sumut.
"Saat diinterogasi, sebagian besar dari para tersangka itu tak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kata mereka tidak hafal Pancasila, dan ditanya cinta Indonesia, mereka diam aja". Ucap Kapolda Sumut.
Kelompok ini cukup profesional, masing-masing mereka punya peran berbeda. Mulai dari perekrut, perakit bom, bendahara dan eksekutor. Guru spiritual pelaku, yang juga sudah diamankan diduga kuat sebagai perekrut. Mereka kemudian diduga dipaparkan paham radikal melalui pengajian-pengajian eksklusif dan tertutup. Beberapa dari mereka juga terdeteksi mengunjungi dan berkomunikasi dengan narapidana teroris (napiter) yang mendekam di lapas-lapas di Sumut. Ternyata jaringan mereka cukup besar. Kata Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto mengakhiri penjelasannya