Pihak manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN) seharusnya dapat menjaga agar aliran listrik tidak padam selama bulan Ramadan. Karena dengan listrik padam tentu akan mengganggu pelaksanaan ibadah puasa umat Islam.
Menurut anggota DPRD Medan Rajudin Sagala (foto), kepada wartawan, Kamis (8/5/2019) padamnya aliran listrik pada Kamis dini hari hingga subuh, menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat. Karena aliran listrik padam disaat sebagian umat Islam tengah melakukan sahur.
“Kita sangat menyesalkan pemadaman listrik itu. Harusnya PLN bisa menjaga dan memastikan agar aliran listrik tetap menyala selama bulan Ramadan ini. Terlebih lagi ketika malam hari hingga menjelang subuh,” kata Rajudin.
Karena pada waktu-waktu tersebut, disebutkan politisi PKS ini, umat Islam sedang marak-maraknya menjalankan ibadah.
Mengenai padamnya listrik karena ada kerusakan dan butuh perawatan, Rajudin menuturkan harusnya perawatan tidak dilakukan saat bulan Ramadan. “Janganlah ada alasan PLN mengatakan itu ada perawatan, masak bulan Ramadan perawatan terus. Kok tiap tahun mati lampunya selalu hampir di bulan Ramadan terus?,” beber Rajudin.
Oleh sebab itu, Rajudin mengajak PLN untuk melakukan evaluasi pascapemadaman jelang sahur tersebut. “Ini harus jadi evaluasi. Kejadian dini hari tadi harus jadi pelajaran agar tidak lagi timbul pemadaman listrik selama Ramadhan, terutama saat malam hingga subuh,” tandasnya.
Terpisah, Manager Komunikasi PLN UIW Sumatera Utara Rudi Artono, dalam siaran persnya mengatakan padamnya listrik jelang sahur itu disebabkan kerusakan terjadi pada Current Transformer (CT). CT merupakan peralatan yang mengubah besaran arus dari besar ke kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dengan arus 150kV.
Sambungnya, bahwa beberapa Pembangkit seperti PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, ST 2.0, PLTG Marine Vessel Power Plant dan Belawan, serta PLTD AKE mengalami trip atau padam terpaksa dan harus dilakukan recovery dengan waktu yang cukup lama. “Sedang dilakukan pemulihan bertahap, mohon maaf jika waktu sahur menjadi terganggu,” tutur Rudi.
Menurut anggota DPRD Medan Rajudin Sagala (foto), kepada wartawan, Kamis (8/5/2019) padamnya aliran listrik pada Kamis dini hari hingga subuh, menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat. Karena aliran listrik padam disaat sebagian umat Islam tengah melakukan sahur.
“Kita sangat menyesalkan pemadaman listrik itu. Harusnya PLN bisa menjaga dan memastikan agar aliran listrik tetap menyala selama bulan Ramadan ini. Terlebih lagi ketika malam hari hingga menjelang subuh,” kata Rajudin.
Karena pada waktu-waktu tersebut, disebutkan politisi PKS ini, umat Islam sedang marak-maraknya menjalankan ibadah.
Mengenai padamnya listrik karena ada kerusakan dan butuh perawatan, Rajudin menuturkan harusnya perawatan tidak dilakukan saat bulan Ramadan. “Janganlah ada alasan PLN mengatakan itu ada perawatan, masak bulan Ramadan perawatan terus. Kok tiap tahun mati lampunya selalu hampir di bulan Ramadan terus?,” beber Rajudin.
Oleh sebab itu, Rajudin mengajak PLN untuk melakukan evaluasi pascapemadaman jelang sahur tersebut. “Ini harus jadi evaluasi. Kejadian dini hari tadi harus jadi pelajaran agar tidak lagi timbul pemadaman listrik selama Ramadhan, terutama saat malam hingga subuh,” tandasnya.
Terpisah, Manager Komunikasi PLN UIW Sumatera Utara Rudi Artono, dalam siaran persnya mengatakan padamnya listrik jelang sahur itu disebabkan kerusakan terjadi pada Current Transformer (CT). CT merupakan peralatan yang mengubah besaran arus dari besar ke kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dengan arus 150kV.
Sambungnya, bahwa beberapa Pembangkit seperti PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, ST 2.0, PLTG Marine Vessel Power Plant dan Belawan, serta PLTD AKE mengalami trip atau padam terpaksa dan harus dilakukan recovery dengan waktu yang cukup lama. “Sedang dilakukan pemulihan bertahap, mohon maaf jika waktu sahur menjadi terganggu,” tutur Rudi.