Medan, Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi langsung bereaksi cepat menyikapi fenomena yang terjadi di tengah masyarakat saat ini, dimana banyak yang telah meninggalkan kebiasaan mengaji Al Qur’an selepas Shalat Maghrib di kalangan keluarga Muslim. Waktu malam kini lebih banyak dihabiskan untuk menonton televisi yang sebagian isinya sebenarnya kurang mendidik tersebut.
Guna mengantisipasinya, Wali Kota menginstruksikan kepada Bagian Sosial dan Pendidikan (Sospen) Setda Kota Medan menggelar Sosialisasi dan Pembinaan Kepada Guru-Guru Taman Kanak Qur’an (TKQ)/Taman Pembacaan Qur’an (TPQ) di Hotel Soechi Medan, Selasa (7/8). Sebanyak 315 guru TKQ/TPQ se-Kota Medan yang berasal dari 21 kecamatan mengikuti sosialisasi tersebut.
Diwakili Sekda Kota Medan Ir H Syaiful Bahri Lubis yang membuka sosialisasi tersebut, Wali Kota yakin kegiatan itu mampu menyemarakkan kembali rumah-rumah umat Muslim dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an sebagaimana dulunya dilakukan di setiap malam, terutama usai Shalat Maghrib.
Diungkapkan Wali Kota, sebenarnya telah ada program mematikan televisi di rumah pada jam-jam tertentu. Namun Wali Kota yakin program itu semakin efektif dengan digelarnya kembali pengajian setiap malam usai Shalat Maghrib. Oleh karenanya dengan sosialisasi yang dilakukan, Wali kota berharap agar seluruh guru TKQ/TPQ dapat menghidupkan kembali Maghrib Mengaji.
“Mudah-mudahan kita akan mampu membentengi keluarga kita dari nilai-nilai yang mampu merusak generasi penerus bangsa. Budaya non Islami kini dnegan mudah mempenetrasi generasi muda kita sehingga dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif di kemudian hari. Oleh karennya kita harus segera melakukan tindakan pencegahan sejak dini,” kata Sekda membacakan sambutan tertulis Wali kota.
Dengan sosialisasi yang dilakukan ini, Wali Kota selanjutnya berharap agar para guru mengaji akan semakin banyak melakukan inovasi dakwah sambil terus mengikuti perkembangan zaman. “Jadi manfaatkanlah sumber daya yang tersedia secara maksimal agar seluruh potensi yang ada dapat tersalurkan seluruhnya ke arah yang tepat,” harapnya.
Selain itu ungkap Wali Kota lagi, persoalan lain yang sedang dihadapi terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sebenarnya bukan tentang masalah keterbatasan akses informasi justru masalah kebanjiran akses informasi.
“Jadi yang dihadapi para pendidik ke depan yakni bagaimana mengedukasi masyarakat dalam hal memilih sesuatu yang benar-benar rasional dan diperlukan. Hal ini terjadi karena pada masyarakat masih minim basis pengetahuannya, hampir semua informasi yang dilihat dan dengar langsung diterima mentah-mentah. Artinya, mereka belum dapat memilah mana memiliki nilai manfaat (real value) dan bersifat sampah (garbage),” jelasnya.
Pembukaan Sosialisasi dan Pembinaan Kepada Guru-Guru TKQ/TPQ ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada dua peserta sebagai simbolis yang dilakukan Sekda. Kemudian diikuti pemberian tas berisikan materi yang akan dibahas dalam sosialiasi yang akan berlangsung selama lima haris tersebut.
Sementara itu Kabag Sospen Setdako Medan Ahmad Raja Nasution dalam laporannya menjelaskan, tujuan digelarnya sosialisasi guna meningkatkan kapasitas calon guru TKQ/TPQ sehingga memiliki kesamaan visi dan cara penyampaian dalam program kepada seluruh anak didiknya masing-masing.
Agar sosialisasi berjalan efektif dan menghasilkan output seperti yang diharapkan, Raja mengatakan, pihaknya mendatangkan sejumlah nara sumber seperti Kementrian Agama Kota Medan yang akan memberikan materi tentang pembangunan ahlak anak. Kemudian Bagian Sospen Setdako Medan dengan materi penjelasan Peraturn Wali kota tentang Dana Jasa Bagi Warga Pelayan Masyarakat.
“Untuk melengkapinya, kita mendatangkan Rahmadani Hidayatin Psi MSi tentang pendidikan secara prikolog dalam mendidik anak di usia dini. Semoga dengan sosialisasi dan pembinaan yang kita lakukan ini, keinginan Bapak Wali Kota untuk menyemarakkan kembali rumah umat Musli di Kota Medan dengan lantunan ayat-ayat suci Al qur’an setiap malam dapat terwujud,” ungkapnya.