Bali ( eXpose )-Bagian Humas Setdakot Medan bersama 30 orang wartawan yang bertugas di lingkungan Pemko Medan melakukan studi banding ke Pemkab Gianyar, Bali, Selasa (24/10). Selain ingin menambah wawasan terkait peran dan fungsi humas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi kehumasan, studi banding ini juga dilakukan dalam rangka untuk berbagi pengalaman mengenai hubungan kemitraan antara pemerintah daerah dengan para jurnalis.
Rombongan studi banding ini dipimpin Kabag Humasy Setdakot Medan, Ridho Nasution diwakili Yurmal Hijrah Hasibuan selaku Kasubbag Perumusan Kebijakan dan Koordinasi. Out putyang diharapkan dari studi banding ini diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan citra pemerintahan yang bersih dan bertanggung dijawab di tengah masyarakat.
Diterima Kadis Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemkab Gianyar, Cokorda Gde Rai Widiarsa Pemayun diwakili Sekretris Diskominfo, Gede Daging didampingi Kabid Kominfo, Anak Agung Gede Geria, rombongan Humas Setdakot Medan juga ingin mengetahui tentang pelaksanaan pembangunan di Pemkab Gianyar, termasuk dalam rangka memajukan pariwisata yang merupakan primadona pemasuk terbesar PAD.
“Semua masukan yang diterima ini tentunya menjadi bahan masukan pening bagi kami dalam upaya membangun hubungan kemitraan antara pemerintah daerah dengan para wartawan, termasuk mengenai manajemen pengelolaan organisasi wartawan yang bertugas di Pemkab Gianyar serta penanganan kerjasama dengan media cetak maupun online,” kata Yurmal.
Selanjutnya Sekretaris Diskominfo Pemkab Gianyar, Gede Daging memaparkan secara rinci mengenai penanganan sekaligus sinergitas yang dibangun dengan para wartawan. Dikatakannya, jurnalis yang bertugas di Pemkab Gianyar saat ini berasal dari 16 media baik harian maupun mingguan ditambah dengan 3 wartawan online.
Gede memaparkan, saat ini anggaran humas sebesar Rp.1,5 miliar per tahun. Mereka tidak ada memberi honor untuk kesejahteraan para wartawan yang melakukan peliputan. “Kita hanya menyediakan anggaran untuk pembuatan advertorial pada saat Pemkab Gianyar berulangtahun. Meski demikian hubungan dengan media tetap terjalin dengan baik,” jelas Gede.
Kemudian Gede menyampaikan ekspose terkait Pemkab Gianyar. Dikatakannya, Gianyar memiliki luas sekitar 368 kilometer bujur sangkar atau sekitar 6,53 % dari luas wilayah Provinsi Bali yakni 5.636,66 km2 dengan jumlah penduduk 537.131 jiwa (per-Desember 2016).
Saat ini, jelas Gede, Gianyar terdiri dari 7 kecamatan, 6 kelurahan, 64 desa, 505 banjar (dusun), 42 lingkungan, 271 desa adat, 512 subak yeh dan 46 subak abian. Untuk tahun 2017, APBD Pemkab Gianyar sebesar Rp.2,1 triliun, sedangkan PAD yang ditargetkan sebesar Rp.610 miliar.
“Dari PAD Rp.610 miliar itu, pajak hotel, restoran dan hiburan merupakan penyumbang PAD terbesar yakni 51,65% . Kami tidak punya sumber daya alam yang diandalkan. Kami seni dan hanya mengandalkan pariwisata serta seni dan budaya. Itu sebabnya kami terus berupaya memperomosikan pariwisata sehingga banyak wisatawan yang datang berkunjung,” ungkapnya.
Sedangkan pendukung pariwisata yakni seni dan budaya, Gede mengaku Pemkab Gianyar sangat memperhatikan kehidupan para seniman. Selain memberikan BPJS, mereka juga memberikan santunan sehingga para seniman terus berkreasi.
Di samping itu tambah Gede lagi, Pemkab Gianyar juga memberikan apresiasi kepada seniman yang berprestasi dalam bentuk pemberian penghargaan Wijaya Kesuma. Kemudian membantu membentuk koperasi seniman serta menyediakan Pasar Sukawati untuk menampung hasil kreasi para seniman.
“Bagi seniman yang bergerak di biang seni dan tari, kita pun membantu dan menjembatani para seniman dengan pengusaha pariwisata agar pertunjukan mereka bisa ditampilkan di hotel-hotel maupun panggung untuk wisatawan yang datang,” terangnya. (aden)