Gubsu terpilih berani teken kontrak politik mati? Justru suatu pertanyaan luar biasa dan tidak rasional. Sebab koruptor di negeri ini masih “dipelihara”. Justru dijadikan ATM berjalan. Bahkan kontrak mati dinilai tidak manusiawi. Konon bertentangan dengan Pancasila.
Tapi UU pemberantasan korupsi hanya sebatas retorika. Terbukti Kejaksaan Tinggi Sumut sampai sekarang tidak berani menjamah Rahudman Harahap MM yang Walikota Medan. Meskipun terbukti terlibat korupsi sewaktu menjabat Sekdakab Tapanuli Selatan.
Bahkan telah dinyatakan sebagai tersangka. Tapi tetap aman aman saja duduk di kursi kekuasaan. Akan halnya Drs H Amri Tambunan Bupati Deli Serdang Cagubsu No 4 terlibat korupsi temuan BPK sebesar Rp 80 miliar. Proyek swakelola GDSM ( Gerakan Deli Serdang Membangun) semacam proyek “marpoken”. Justru dijadikan tumbal adalah Ir Faisal Kadis PU Bina Marga Deli Serdang.
Padahal pengambil kebijakan dan keputusan adalah Drs H Amri Tambunan selaku Bupati Deli Serdang. Justru mengundang tanya besar. Mengapa hanya Ir Faisal dibenamkan ke penjara Tanjung Gusta? Meskipun sekarang berstatus tahanan rumah. Tapi perkara “korupsi” Drs H Amri Tambunan belum tuntas. Sebab Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara tidak punya nyali menyentuh orang number one Deli Serdang itu. Padahal izin Presiden sudah tidak berlaku lagi tentang pemeriksaan kepala daerah terlibat korupsi.
Sementara Baskami Ginting mantan anggota DPRD SU menegaskan Gubsu terpilih terbukti korupsi harus siap dieksekusi mati. Tembak tepat di kepala. Jangankan tembak di kepala. Sudah jelas terlibat korupsi masih aman aman duduk di kursi kekuasaan.
Begitu juga kasus menjerat HT Ery Nuradi yang Bupati Serdang Bedagai Cawagubsu berpasangan dengan Ir Gatot Pujonugroho. Jelas terlibat korupsi penggelapan dana reboisasi (penghijauan) di Serdang Bedagai sebesar Rp 8 miliar.
Bahkan telah dilaporkan ke KPK oleh David Purba dan Chairullah mantan pejabat pejabat Bupati Serdang Bedagai. Tapi perkaranya terkesan dideponering. Atau dijadikan ATM berjalan ? Hanya HT Ery Nuradi yang tahu.Nah begitulah calon pemimpin Sumatra Utara. Hanya orang dongok mau memilih mereka.( raja doli ).